Departemen Arsitektur Fakultas Teknik UNDIP – Graduate School of Science and Engineering Kagoshima University Japan – School of Architecture and Construction Science Tuskegee University USA

The Inter-University Exchange and Partnership adalah program yang mengembangkan kerjasama pendidikan yang meliputi student exchange, dan kerjasama pembelajaran international secara online. Program bertujuan untuk mengembangkan pembelajaran pada mata kuliah umum yang diajarkan bersama dengan universitas mitra, dimana dari kegiatan tersebut mahasiswa bias mendapatkan kredit dari universitas asalnya. Program ini sudah berjalan dimulai dari tahun 2019 sd 2023. Penyandang dana utama dari Kagoshima University. Adapun coordinator dosen adalah, dari UNDIP Edward Endrianto Pandelaki, PhD; dari Kagoshima University adalah Prof. Dr.Junne Kikata; dari Tuskegee University adalah Prof. Roderick Fluker. Pada tahun 2019 DAFT UNDIP Semarang menjadi tuan rumah untuk kegiatan student exchange, sementara itu Tuskegee University Atlanta Georgia USA pada Oktober tahun 2022, dan pada saat ini 27 Februari – 4 Maret 2023 giliran Kagoshima University Kagoshima Jepang sebagai tuan rumah. Pada kali ini mengusung tema “Workshop on Architectural Design in Japan”. Delegasi dari UNDIP terdiri tujuh orang mahasiswa S1 Arsitektur dan satu orang mahasiswa S3 Doktor Ilmu Arsitektur & Perkotaan. Mereka adalah : Bernadette Benedicta Saminoe, Reviyana Atika Ranti, Novala Fairuz Rahmadhana, Nindya Ramadhanty Indah Tantya, Brandi OrbitaImagi Putri, Hasna Ayudya Aulia, Nova Dimas Saputra, dan Mardwi Rahdriawan.

Setelah mendarat di bandara Narita Tokyo, delegasi sempat merasakan sibuknya transportasi publik dan aktifitas masyarakat yang terlihat tidak pernah berhenti. Hal yang wajar, karena kota ini jumlah penduduknya terbanyak di dunia, 37 juta jiwa. Tokyo Station terdapat ruang terbuka dengan arsitektur bangunan lama yang sangat indah. Kemudian perjalanan berlanjut kekawasan heritage Asasuka Temple dan kawasan baru Skytree Tower sebelum menuju Haneda Airport untuk Kembali terbang ke Kagoshima.

Delegasi mendarat di Kagoshima Airport pukul 21.30. Prof. Junne Kikata menjemput tim Undip dengan bus kecil. Beliau membawa kami ke Kagoshima University International. Lodge (Shimoarata). Hingga diberikan penginapan di sebuah guest house yang sangat representatif. Setiap peserta mendapat satu kamar ukuran 4×5 m. Penghormatan terhadap tim yang sangat ramah, dengan fasilitas pelayanan yang terencanakan dengan baik.

Kagoshima University mempunyai sejarah yang cukup panjang. Dimulai sejak tahun 1773 sebagai sekolah feudal Domain Kagoshima, menjadi universitas negeri pada tahun 1948. Universitas ini mempunyai 8 Fakultas dan 10 program pascasarjana. Bangunan dan fasilitasnya sangat bagus. Desain dan fungsi bangunan sangat mendukung untuk proses belajar. Tidak ada penambahan yang merusak arsitektur bangunan. Ini terjadi karena kapasitas dan fasilitas sesuai dengan jumlah peserta didik, yang cenderung stabil.

Kota Kagoshima sendiri berada di pulau Kyushu, ujung Selatan negara Jepang dengan luasnya 547,6 km².  Kota Kagoshima memiliki jumlah penduduk pada tahun 2022 adalah 548.615 jiwa. Sementara itu pada tahun 2015 jumlah penduduknya lebih tinggi, yaitu 599.814 Jiwa. Setiap tahun mengalami penurunan jumlah penduduk. Hal ini juga terjadi juga di beberapa kota di Jepang, termasuk Tokyo. Salah satu sudut Kota Kagoshima yang mengalami penurunan penduduk adalah kawasan Saigou Dannchi. Berada di kawasan pegunungan Sakurajima. Sekilas, permukiman tersebut terlihat masih bagus. Namun, ketika tim yang terbagi dalam kelompok melakukan survey untuk mengetahui lebih dalam keberadaan penghuninya, rata-rata sudah tua atau lansia. Beberapa rumah mengalami kerusakan karena kosong atau ditinggalkan. Kondisi ini memberikan rasa haru ketika melihat photo-photo keluarga di dinding yang akhirnya kehilangan generasi. Problem inilah yang menjadi tugas seluruh delegasi dalam program pembelajaran internasional ini, untuk diberikan solusi secara ilmiah sesuai dengan kaidah ilmu arsitektur dan perkotaan.

Kegiatan ini sangat bermanfaat bagi pengembangan akademis di bidang arsitektur  yang menggaris bawahi pembelajaran problem based learning dengan metoda workshop, diskusi, studi ekskursi, presentasi pada level internasional. Manfaat bagi mahasiswa antara lain bias mendapatkan ilmu pengetahuan dari luar negeri, memberikan pengalaman belajar dalam kelas internasional, bias meningkatkan rasa percaya diri mahasiswa dalam sosial dan akademis internasional, serta meningkatkan kemampuan berkomunikasi internasional.

(Oleh: Mardwi & Atiek)

Foto-Foto

 

 

 

 

Peserta dari UNDIP Indonesia, Kagoshima University Japan,dan Tuskegee University  Japan Salah satu kegiatan adalah Joint Supervisor dalam Tugas Akhir mahasiswa S1 Arsitektur Reviana, Peserta dari Indonesia, sedang memaparkan Proposal Tugas Akhir

 

 

 

 

 

yang dibahas oleh Prof.Junne Kikata, Prof Rodric Fluker, Prof. Erni Setyowati, Prof. Atiek Suprapti dan Edward Pandelaki, Ph.D.

Studi Ekskursi di sebuah Tatami House di

 

 

 

 

 

 

Workshop salah satu mixed team Sebagai metoda pembelajaran problem based learning

 

 

 

 

 

 

Diskusi salah satu mixed team

 

 

 

 

 

Full team berfoto bersama di tengah-tengah lokasi studi ekskursi

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Penutupan